Fokus tesis ini adalah pendampingan rohani bagi anak-anak broken home yang berada di LKSA Clara Fey yang diasuh oleh para Suster PIJ di Nanggulan Yogyakarta dan Curahjati Banyuwangi. Latar belakang penulisan ini ialah situasi yang dialami anak-anak LKSA karena persoalan yang dialami dalam keluarga mereka yang mengakibatkan mereka mengalami broken home dan tujuan penulisan ini ialah melihat dan mengevaluasi model pendampingan yang selama ini terjadi di LKSA kemudian mencari model pendampingan yang sesuai dengan situasi anak-anak LKSA yang mengalami broken home, yang berasal dari keluarga miskin. Miskin dalam arti materi dan miskin rohani, dimana mereka memiliki berbagai macam persoalan hidup dalam keluarga. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Metode Camouran Paralel Konvergen. Dalam pendekatan ini peneliti mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif, menganalisa dan kemudian membandingkan hasilnya untuk melihat apakah temuan-temuan kedua data saling mengafirmasi. Berdasarkan hasil pengolahan data kuisioner, wawancara, dan analisis data, ada beberapa hal penting yang perlu dikembangkan yakni, pendampingan yang mengedepankan sebuah gagasan teologi anak yang memberi perhatian khusus dan merangkul anak-anak yang miskin dan terpinggirkan, yang menerapkan sukacita, belas kasih dan kelembutan, yang sesuai dengan konteks dan realita hidup anak-anak broken home. Peneliti menyebutnya sebagai teologi anak broken home. Penerapan Teologi anak broken home dijabarkan dalam empat bentuk pola pendampingan berdasarkan kultur yang lahir dari spiritualitas suster PIJ, yaitu: pendampingan yang mengutamakan iman dan kepercayaan akan Tuhan, kasih kekeluargaan dan persaudaraan, sukacita dan kegembiraan sejati, dan kesederhanaan yang disyukuri. Dengan menimba kedalaman spiritualitas para suster PIJ, penulis memiliki keyakinan bahwa point-point teologi anak broken home menjadi sebuah solusi bagi upaya pendampingan anak broken home di LKSA Clara Fey.