Record Detail
Advanced SearchText
Gereja yang Berdialog dengan Kaum Miskin Sebagai Upaya Membangun Persekutuan Kasih (Refleksi teologis atas anjuran Apostolik Paus Fransiskus tentang Evangelii Gaudium)
Di tengah hidup bersama, setiap anggota Gereja diutus oleh Tuhan untuk membagikan sukacita dan membangun hidup damai dan sejahtera bersama orang lain di sekitarnya. Pengalaman kasih yang diterima oleh Gereja dari imannya akan Kristus membuat ia memiliki semangat seperti Kristus sehingga mampu dan peka pada hidup orang lain di sekitarnya, terutama orang yang miskin dan tertindas. Allah mengutus Yesus Kristus ke dalam dunia untuk membebaskan manusia dari dosa. Dalam seluruh hidup dan pelayanan Yesus, Ia memiliki perhatian yang sangat besar kepada kaum miskin dan tersingkir. Ia menjumpai, berdialog dan menyelamatkan mereka. Yesus memanggil Gereja untuk berpartisipasi dalam misi keselamatan tersebut. Pada kenyataannya, Gereja menghadapi berbagai persoalan akibat perkembangan teknologi, globalisasi dan konsumerisme. Banyak anggota Gereja menutup diri terhadap realitas kemiskinan dan berbagai penderitaan yang terjadi di hadapannya. Paus Fransiskus merombak tatanan pewartaan dan hidup Gereja yang tampak tidak sehat karena terkungkung dan menutup diri dalam kenyamanannya sendiri. Di dalam anjuran apostolik Evangelii Gaudium, Paus menegaskan bahwa Gereja harus membarui diri dan bergerak ke luar untuk menjumpai orang miskin. Paus juga menyampaikan keprihatinannya akan hidup Gereja dan dunia saat ini. Paus melihat Gereja semakin mengisolasi diri, mencari kesenangan diri, bersikap pesimis, kurang terlibat dalam pelayanan dan terjadi kekerasan dan perpecahan. Kehidupan manusia juga dipengaruhi oleh globalisasi, sekularisme, relativisme dan pluralisme agama, krisis ekonomi dan kemiskinan serta budaya konsumerisme dan individualisme. Melalui dialog, setiap anggota Gereja dapat menjumpai, dan hadir bersama orang miskin dan lemah untuk meringankan penderitaan mereka dan membagikan kasih sukacita dari Allah seperti teladan Yesus Kristus. Persekutuan kasih Gereja dengan Allah mendorong setiap anggota untuk keluar dan menjumpai serta membagikan kasih itu kepada orang lain. Sikap Yesus mengasihi Allah dan manusia menjadi sikap hidup Gereja pula, karena identitas Gereja tidak terpisah dari Kristus. Gereja dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk pergi ke luar dan menjumpai orang lain untuk mewartakan Kabar Baik dan keselamatan. Gereja juga menjumpai orang miskin untuk membangun persekutuan kasih. Gereja hadir di dunia untuk berpihak, solider, peduli dan melayani orang miskin dan kaum lemah. Selain itu, Gereja bekerja sama dengan masyarakat untuk membangun persaudaraan dan memperjuangkan kesejahteraan bersama.
Availability
18.01005 | 230 Sim g | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
230 Sim g
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2020 |
Collation |
ix + 123hlm; 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
230
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available