Buku Filsafat Inklusivisme barangkali merupakan produk dari adventure penulis di hutan lebat filsafat. Manakala terpesona oleh pohon besar dengan dedaunan yang menjulang tinggi, yaitu dialog agama, toleransi, penulis menguraikan keterpersonaannya di bagian dua (dari buku ini); ketika duduk-duduk di bawah ranting-ranting yang besar berupa relasi agama dan sains, penulis menorehkan tintanya di bagian tiga; tatkala ada gubug reyot di tengah hutan yang tak lain adalah kebudayaan, penulis menulis beberapa ulasan kritis di bagian empat, dan seterusnya sampai berjumpa dengan wilayah hutan yang tak kalah mempesona (bagian tujuh), yaitu manusia inklusif, intersubjektif dan sebagainya yang banyak diasalkan dari pembacaan dan diskusi tentang tema fenomenologis, Relasionalitas dalam hidup sehari-hari.