Record Detail
Advanced SearchText
Etika Kepemimpinan Jawa dalam Cerita Arjuna Sasrabahu (Tinjauan filosofis etis dan relevansinya bagi calon pemimpin)
Skripsi ini berjudul “Etika Kepemimpinan Jawa dalam Cerita Arjuna Sasrabahu (Tinjauan Filosofis Etis dan Relevansinya bagi Calon Pemimpin).” Pemilihan judul dilatarbelakangi oleh krisis kepemimpinan yang muncul karena banyak pemimpin yang tidak bisa menjadi panutan dalam kepemimpinannya. Bertolak dari gagasan tersebut, karya tulis ini mencoba menjelaskan nilai-nilai etika kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam cerita Arjuna Sasrabahu. Nilai-nilai etika kepemimpinan Jawa tersebut diharapkan dapat memberi inspirasi dan jawaban bagi persoalan kepemimpinan yang ada di Indonesia, terlebih bagi para calon pemimpin. Oleh karena itu, dalam skripsi ini ada tiga persoalan yang diajukan, yaitu apa yang dimaksud dengan etika kepemimpinan Jawa? Bagaimana etika kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam cerita Arjuna Sasrabahu? Dan bagaimana relevansinya bagi calon pemimpin dan situasi kepemimpinan di Indonesia? Melalui rumusan persoalan tersebut akan dicapai tujuan, yakni menemukan nilai-nilai etika kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam cerita Arjuna Sasrabahu dan relevansinya bagi calon pemimpin dan situasi kepemimpinan di Indonesia. Etika kepemimpinan Jawa adalah suatu pandangan filosofis etis dari seorang pemimpin yang ingin mewujudkan tujuan (cita-cita) bersama (pimpinan dan yang dipimpin) dengan berdasarkan kecintaannya pada kebijaksanaan dan senantiasa berorientasi pada prinsip-prinsip ke-Jawa-an. Dalam cerita Arjuna Sasrabahu, Prabu Arjuna Sasrabahu adalah pemimpin yang disegani, disenangi, bijaksana, tidak murka dalam memimpin rakyatnya. Berdasarkan prinsip-prinsip etika kepemimpina Jawa dalam cerita Arjuna Sasrabahu, ada lima kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, yakni handayani hanyakra purana (memberikan dorongan, motivasi, dan kesempatan bagi generasi mudanya atau anggotanya untuk melangkah ke depan tanpa ragu-ragu), madya hanyakrabawa (memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan masyarakat), ngarsa hanyakrabawa (memberikan panutan-panutan yang baik agar dapat dijadikan teladan bagi masyarakatnya), nir bala wikara (pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan dalam mengalahkan musuh-musuh atau saingan politiknya, namun berusaha menggunakan pendekatan pikiran, lobi, sehingga dapat menyadarkan dan disegani pesaing-pesaingnya), dan ngarsa dana upaya (berada di depan dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwanya sekalipun untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakat). Etika kepemimpinan Jawa yang terkandung dalam cerita Arjuna Sasrabahu kiranya menjadi model kepemimpinan bagi calon pemimpin dan sebagai jawaban dalam menanggapi persoalan krisis kepemimpinan yang terjadi di Indonesia.rn
Availability
14.027 | 181.16 Ban e | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
181.16 Ban e
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
ix + 116hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
181.16
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available