Image of Membaca Kelas dalam Ajaran Iman Kristiani: Peluang dan Tantangan (Evaluasi atas isi dan praktik kelas dalam budaya Kempo-Manggarai dan melihat kesesuaiannya dengan ajaran iman kristiani)

Text

Membaca Kelas dalam Ajaran Iman Kristiani: Peluang dan Tantangan (Evaluasi atas isi dan praktik kelas dalam budaya Kempo-Manggarai dan melihat kesesuaiannya dengan ajaran iman kristiani)



Tesis ini mengangkat judul Membaca Kelas Dalam Ajaran Iman Kristiani; Peluang dan Tantangan. Kelas adalah perayaan puncak dari seluruh ritus kematian masyarakat Kempo-Manggarai. Dikatakan sebagai perayaan puncak karena Kelas merupakan acara terakhir dari seluruh ritus kematian. Tujuan dari perayaan kelas adalah berdoa untuk kelancaran 'perjalanan' orang yang meninggal menuju sang pencipta. Menurut kepercayaan orang Manggarai, kematian hanyalah perubahan ke bentuk kehidupan lain yang tidak berbeda dengan kehidupan di dunia. Peristiwa kematian dipandang sebagai peristiwa suci karena dihubungkan dengan pusat kehidupan yakni Pencipta. Relasi dengan pencipta diungkapkan melalui berbagai simbol baik material maupun non material. Dalam ritus Kelas terdapat berbagai macam simbol. Simbol-simbol itu menarasikan kearifan lokal dalam kehidupan orang Kempo-Manggarai. Simbol-simbol dalam budaya bukan hanya berhubungan dengan format-format kebudayaan melainkan berkaitan dengan cara orang Kempo-Manggarai melestarikan dan mengunggulkan kehidupan mereka secara unik, beragam dan tidak tergantikan. Kekayaan adat masyarakat Kempo-Manggarai juga memiliki fungsi dalam merekatkan hubungan kekeluargaan yang ada di Manggarai pada umumnya. Persoalannya adalah bagaimana menjembatani perjumpaan budaya dan Ajaran Iman Kristiani? Tugas utama Gereja ialah mewartakan Injil kepada semua manusia di seluruh dunia. Dalam menjalankan tugasnya Gereja berjumpa dengan budaya. Perjumpaan ini tidak jarang melahirkan ketegangan yang membuat karya pewartaan tidak bisa dijalankan dengan baik. Dalam ketegangan seperti ini seorang pelaku pastoral dituntut supaya tidak hanya memahami Ajaran Iman Kristiani dengan baik, tetapi juga memahami kebudayaan secara baik. Pemahaman yang baik dan seimbang sangat penting karena dari pemahaman itu muncul kesesuaian dan ketidaksesuaian yang kelak menjadi peluang dan tantangan dalam berpastoral. Para pelaku pastoral juda dipanggil untuk membangun sikap dialog. Dialog adalah jalan terbaik untuk meredam segala ketegangan yang tercipta karena relasi budaya dan iman kristiani.


Availability

17.01028261.21 Jon mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
261.21 Jon m
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xi + 146hlm; 21,5x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
261.21
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this