Record Detail
Advanced SearchText
Pluralisme Inklusif Jaques Dupuis dan Sumbangannya Bagi Teologi Agama-Agama
Tesis ini merupakan suatu elaborasi pluralisme-inklusif Jacques Dupuis dan usaha untuk menunjukkan sumbangannya bagi teologi agama-agama. Pluralisme-inklusif Dupuis ini adalah suatu terobosan baru di dalam teologi agama-agama. Kebaruannya terletak pada usaha Dupuis untuk menunjukkan bahwa paradigma pluralisme dan inklusivisme atau teosentrisme dan kristosentrisme yang selama ini dipertentangkan di dalam teologi agama-agama, tidaklah bertentangan satu sama lain. Baginya, teologi Kristen tentang agama-agama haruslah teosentris yang kristosentris, demikian sebaliknya. Di tengah dilema perspektif pluralis dan inklusif, Dupuis mengambil jalan tengah untuk mendamaikan kedua paradigma tersebut dengan menawarkan model Kristologi Trinitas dan pneumatologis. Sumbangan pluralisme-inklusif Jacques Dupuis ini tampak dalam usahanya untuk mempertahankan keunikan dan universalitas keselamatan Yesus Kristus dan pada saat yang sama mengakui nilai keselamatan tradisi agama-agama lain bagi para penganutnya di dalam keseluruhan rencana keselamatan tunggal Allah bagi manusia. Hal ini menjadi mungkin lewat pembedaan-bukan pemisahan-karya keselamatan Sang Sabda sebelum inkarnasi (Verbum Incarnandum/the Word as such) dengan Sabda Allah yang menjelma dalam diri Yesus Kristus (Verbum Incarnatum). Dengan demikian, di dalam setiap pengalaman religius yang otentik dalam agama-agama lain terdapat pewahyuan Allah Tritunggal. Selain itu, pluralisme-inklusif Dupuis memberi sumbangan khas terhadap makna pluralisme agama. Bagi Dupuis, pluralisme agama dimaknai secara prinsip. Artinya bahwa agama-agama bukan hanya fakta sosial semata melainkan sebagai sesuatu yang dikehendaki oleh Tuhan. Agama-agama menjadi tanda keluasan dan kebesaran cinta Allah bagi manusia. Pemahaman ini memberi sumbangan berikutnya, yakni kristianitas juga dituntut untuk meredefinisi atau memahami secara tepat klaim-klaim absolutnya. Yesus sebagai pemenuhan wahyu Allah tidak dipahami dalam arti absolut-definitif melainkan dalam arti konstitutif-relasional. Dengan demikian, dialog yang saling memperkaya dapat terjadi dalam relasi komplementer asimetris (mutual asymmetrical complementarity) Gagasan-gagasan teologis di dalam pluralisme-inklusif Dupuis ini memang tidak serta merta menjawab seluruh permasalahan teologis seputar teologi agama-agama. Bagi banyak orang pemikiran Dupuis ini tidak mudah untuk dipahami dan bahkan tidak jarang dipahami secara keliru terlepas dari maksud Dupuis. Oleh karena itu, Kongregasi Ajaran Iman memberi notifikasi dengan menegaskan poin-poin iman yang tidak bisa ditawar-tawar untuk menghindari kesalahpahaman dalam membaca gagasan-gagasan teologis Dupuis. Pemikiran Dupuis ini belumlah selesai dan tuntas, namun kebaruan di dalam gagasan-gagasan teologisnya dapat menjadi pedoman (guideline) untuk refleksi teologi pluralisme agama selanjutnya.
Availability
17.01004 | 232 Sim p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
232 Sim p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2019 |
Collation |
xv + 244hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
232
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available