Record Detail
Advanced SearchText
Pesan Mosalaki Sebagai Penguasa Bagi Masyarakat Lio Ende dalam Perspektif Antropologi-Politik Niccolo Machiavelli
Setiap kebudayaan memiliki kebijaksanaan-kebijaksanaan hidup yang terkandung dalam adat-istiadat. Kehidupan mendesak manusia untuk memiliki keteraturan dalam tata kelola hidup bersama. Tata kelola hidup bersama merupakan wujud dari manusia yang berbudaya. Untuk mewujudkan keteraturan dalam kehidupan bersama, orang Lio-Ende mengenal mosalaki sebagai penguasa dan pemimpin mereka. Sebagai seorang pemimpin mosalaki memiliki kuasa dan hak mutlak dalam berbagai aspek kehidupan. Politik kekuasaan mosalaki berjalan sesuai dengan adat dan tradisi yang diwariskan oleh para leluhur. Mulanya, Mosalaki memiliki kuasa yang tidak dapat diintervensi oleh siapa pun dalam menjalankan kekuasaannya. Dewasa ini kekuasaan mosalaki tidak lagi mutlak karena dipengaruhi oleh sistem politik kekuasaan modern. Dalam menjalankan tuganya sebagai pemimpin, seorang mosalaki dalam dirinya mesti memiliki moralitas yang baik dan kebijaksanaan hidup. Ia menjaga adat istiadat dan tradisi serta norma-norma sosial yang telah diwariskan dan ditugaskan kepadanya. Moralitas erat kaitannya dengan politik kekuasaan seorang mosalaki. Dalam melancarkan kekuasaan, mosalaki bertindak tegas terhadap warganya yang melanggar adat istiadat yang menjadi kesepakatan bersama. Mosalaki tidak segan-segan untuk mengadili dan menghukum bagi yang melanggar hukum. Bahkan pertimbangan moral harus ditanggalkan demi melanggengkan kekuasaan. Keadilan dan hukum harus ditegakan demi menjaga kemurnian tradisi dan adat istiadat. Seorang mosalaki tidak dapat bertindak semena-mena atau menyepelekan tradisi para leluhur. Penghargaan dan taat kepada tradisi dan adat istiadat merupakan sebuah keharusan dalam kebudayaan Lio-Ende. Dalam konsep politik kekuasaan Niccolo Machiavelli, kekuasaan yang dijalankan oleh mosalaki bersifat rapuh. Kerapuhan tersebut terdapat dalam sistem politik yang bersifat tradisional. Selain itu, mosalaki tidak mampu membangun suatu sistem politik yang kuat di bidang ekonomi dan pertahanan. Sehingga ketika muncul kekuasaan modern, mosalaki kehilangan kekuasaannya meski pun tidak seluruhnya. Ali-ali menjaga tradisi, mosalaki justru terjebak oleh tradisi yang membuat politik menjadi kaku dan tidak berkembang. Masyarakat adat tidak diyakinkan oleh sebuah kekuasaan politik yang dapat menjamin kehidupan mereka. Berdasarkan konsep politik kekuasaan Machiavelli, mosalaki sebenarnya sudah memiliki strategi dan taktik untuk mempertahankan kekuasaannya. Segala cara harus dilakukan oleh mosalaki agar kekuasaannya dapat berjalan sesuai dengan norma-norma yang ada. Mosalaki tahu bagaimana cara merebut dan mempertahankan kekuasaan serta meredahkan konflik. Kelemahan kekuasaan mosalaki adalah tidak memikirkan masa depan politik yang berdasarkan pada konteks zaman. Zaman berubah tetapi konsep kekuasaan dan sistem politik tidak memiliki kemajuan. Kekuasaan mosalaki berdasarkan luasnya wilayah bukan pada konstitusi yang jelas, pertahanan yang kuat dan ekonomi yang memadai. Politik kekuasaan mosalaki terperangkap dalam adat isitiadat dan tradisi.
Availability
14.010 | 195 Dep p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
195 Dep p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
ix + 128hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
195
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available