'Untuk apa dia dibiarkan hidup? Untuk apa mereka menolongnya? Dia hidup hanya untuk memberi aib pada kita! Bayi tanpa lengan, tanpa ayah!' Tiga puluh tahun yang lalu seorang bayi haram yang cacat dilahirkan dalam kenistaan. Semua orang menolaknya. Dia bahkan telah dicoba untuk disingkirkan semenjak masih dalam kandungan ibunya. Tetapi Tuhan Mahabesar, bayi itu bukan hanya mampu bertahan dan hidup. Setelah dewasa, dia malah tegak di depan meja hijau sebagai penuntut umum. Dia menggugat orang yang tiga puluh tahun yang lalu pernah hendak menyingkirkannya.