Sejarah manusia yang selalu bersinggungan dengan Dimensi Kesucian (the Sacred Dimension) memberikan implikasi besar bagi proses konstruksi kebudayaan dunia. Kebudayaan merupakan cerminan dinamika integral agama dan rasio manusia. Namun relasi dua elemen fundamental ini tidak terjalin secara egaliter, melainkan hierarkis -agama menjiwai keseluruhan gerakan kebudayaan. Kajian tentang kebudayaan secara sui generis adalah diskusi tentang agama Tuhan- dan tidak sebaliknya. Paul Tillich membuktikan tesis itu dengan menampilkan bentuk-betuk kehidupan spiritual manusia sejak zaman primitif dulu tipe-tipe filsafat agama dan pertarungan waktu-ruang sebagai metode analisis teologi kebudayaan. Tillich juga menyinggung akar bahasa agama ajaran sejarah filsafat eksistensialisme dan psikoanalisisme sains moralitas dan edukasi sosial.