Record Detail
Advanced SearchSkripsi
Peran Warga Gereja Katolik Indonesia dalam Menciptakan Persatuan sebagai Pedoman Hidup Bernegara Indonesia
Dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia, persoalan penghayatan akan semangat persatuan menjadi sangat penting dan mendesak. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural. Pluralitas bangsa ini hendaknya pertama-tama dilihat sebagai kepunyaan atau ciri khas bangsa yang memperkaya sekaligus mempersatukan. Malahan penghayatan akan semangat persatuan dalam perbedaan hendaknya menjadi cita-cita bersama seluruh masyarakat dan secara khusus warga gereja katolik Indonesia. Oleh karena itu, apabila ciri khas bangsa ini diabaikan atau dilupakan maka Gereja hendaknya tidak memalingkan diri. Sebab, Gereja yang setia kepada ajaran Yesus Kristus justru menjadi aktual dan kontekstual apabila Gereja turut serta dalam menyibak aneka persoalan yang tengah dihadapi bangsa. Gereja Katolik Indonesia sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia terpanggil menjadi warga Gereja yang sungguh menghayati persatuan sebagai pedoman bernegara Indonesia. Sebagai warga minoritas, panggilan gereja yang demikian ini mesti ditunjukkan dengan sikap mental partisipatif dalam segenap aktivitas kesehariannya yakni dengan memperjuangkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mewujudknyatakan sikap cinta tanah air dan menjadi pelaku perubahan menuju kebajikan, mengamalkan dan mempratekkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia, menghayati nilai-nilai luhur Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD di satu sisi yang lain mengamalkan cinta kasih kristiani dalam mendukung aksi-aksi kemanusiaan tanpa pandang bulu. Dalam menciptakan semangat persatuan, Gereja mesti mengedepankan sikap inklusif-pluralis. Sikap inklusif-pluralis memaksudkan penerimaan, penghormatan atau penghargaan terhadap keutuhan martabat pribadi manusia secara universal sembari pada saat yang sama membangkitkan kaemauan untuk berdialog. Tidak hanya itu, panggilan untuk menjadi komunitas kontras atau komunitas alternatif juga dianggap perlu. Hal ini hendaknya ditunjukkan dalam keterlibatan nyata, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, kesehatan, agama, kebudayaan maupun dalam kehidupan keluarga. Gereja yang mengindonesia sekaligus menghayati persatuan malahan menuntut kesiapsediaan untuk keluar dari ras nyaman dengan melihat, menilai dan bertindak atas berbagai masalh-masalah sosial bangsa sebagai masalah kemanusiaan dengan menggandeng nilai-nilai cinta kasih. Dengan demikian, sudah menjadi panggilan dan tanggung jawab Gereja untuk mengatasi ketidakadilan, hedonisme, serta korupsi dan membangun sikap solidaritas dan semangat untuk berdialog dengan umat beragama lain. Pendek kata, panggilan warga Gereja Katolik Indonesia adalah panggilan menjadi warga dan komunitas yang mempunyai daya ubah dan daya guna demi kerukunan, kesejahteraan bangsa. Dengan demikian, Gereja Katolik Indonesia berjuang menjadi warga Gereja yang sungguh menghayati peraturan sebagai pedoman bernegara Indonesia.
Availability
14.045 | 261.7 YOD p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
261.7 Yod p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
viii + 87hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
261.7
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available