Record Detail
Advanced SearchText
Pendidikan Karakter Anak dalam Keluarga Menurut Amoris Laetitia (Refleksi atas situasi pendidikan karakter anak dalam keluarga masa kini 'Amoris Laetitia' Paus Fransiskus Art. 274-279)
Keluarga merupakan sekolah pertama nilai-nilai kemanusiaan harus menggunakan kebebasan dengan baik. Sejumlah kecenderungan tertentu akan berkembang pada anak-anak dan menjadi begitu dalam serta berakar. Kecenderungan tersebut menetap sepanjang hidup entah sebagai ketertarikan terhadap nilai-nilai tertentu atau penolakan spontan terhadap cara berperilaku tertentu (AL 274). Orang tua Kristiani disadarkan bahwa pendidikan yang menekan anak tanpa menghormati jati dirinya hanya akan menimbulkan kemarahan dan meninggalkan luka-luka batin. Ajaran tentang kasih Allah Bapa dan nasihat dari orang tua yakni untuk mencintai Dia (Allah) dan sesama. Orang tua perlu membawa anak-anak mereka untuk lebih mengenal hidup dan karya Yesus. Ini berarti orang tua perlu mengajari anak-anak mereka mengenai cinta kasih, pengampunan dan segala tindakan baik yang dilakukan Yesus pada masanya. Hai bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya (Kol 3:21). Dan kamu, bapak-bapak, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef6:4). Demikian pula bagi anak-anak. Anak-anak sejak usia dini perlu dididik untuk menghargai dan menghormati orang tua. Hormatilah ayahmu dengan segenap hati, dan sakit beranak ibumu jangan kaulupakan! Ingatlah bahwa engkau adalah anak mereka. Bagaimana gerangan engkau dapat membalas budi atas apa yang mereka lakukan untuk engkau? (Sir 7:27-28). Hormatilah ibu-bapamu! Penghormatan anak terhadap orang tua muncul dari rasa terima kasih kepada mereka, yang telah memberikan kehidupan dan yang telah memungkinkan mereka melalui cinta kasih dan usaha, supaya bertumbuh dalam kebesaran, kebijaksanaan dan rahmat. Pertanyaannya ialah bagaimanakah perkembangan karakter anak dewasa ini? Apakah tujuan pendidikan karakter bagi anak-anak dewasa ini? Bagaimanakah peran keluarga, orang tua, guru, dan Gereja serta tokoh-tokoh lembaga lainnya dalam membangun karakter anak dewasa ini? Apa sajakah tantangan dalam mendidik dan membentuk karakter anak dewasa ini? Pertanyaan demikian cukup menggelitik dan menggugah penulis untuk membahasnya dalam skripsi ini. Skripsi ini diangkat dari Surat Apostolik Amoris Laetitia art. 174-179, Paus Fransiskus. Metode pembahasannya menggunakan metode kepustakaan. Penulis membaginya dalam lima bab. Bab I merupakan bagian pendahuluan. Bab II merupakan panorama umum Surat Apostolik Amoris Laetitia Paus Fransiskus. Bab III berbicara mengenai tantangan-tantangan pendidikan karakter anak dalam keluarga. Bab IV berisi tentang relevansi pendidikan karakter anak dalam keluarga dan menjadi tanggapan serta refleksi penulis atas Surat Apotolik Amoris Laetitia art. 274-279 berdasarkan konteks masa kini. Dan Bab V merupakan bagian penutup dan menjadi kesimpulan dari pembahaan skripsi ini.
Availability
14.037 | 370 Lon p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
370 Lon p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
x + 151hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
370
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available