Seperti diketahui bahwa Pancasila, dasar negara kita itu digali dari bumi Indonesia, maka mau tak mau nilai-nilai turut terkandung dalam aspek-aspek budaya Nusantara, jadi ia sejak lama tercakup dalam tata nilai kebudayaan masing-masing daerah. Ternyata bahwa, apabila mempelajari cerita-cerita datuk-datuk kita itu dengan seksama, maka tercermin dasar pemikiran serta penyajian bahan yang memantulkan isi dan makna salah satu sila Pancasila, sering pula seperangkat sila-sila Pancasila sekaligus. Cerita Rakyat Daerah Maluku yang dibahas dalam buku ini adalah; Kebun Milik bersama Kerja dan Kura-kura, Asal-usul Kampung Salero, Hua-Lo-Puu, Ambalan dan Nusalaut, Pasinia Nio, Cerita tentang Pala Banda, Caciure dan Puteri Harangi, Silamudin, Si Anak Angkat yang berbudi, Sulbel Mase (Pemintal benang Emas), Bukit Natar tempat pengucapan syukur, Siti Minamina anak angkat Sang Raksasa, Boitaneka, Lolo, Fasawe anak biawak, Sang adik laki-laki yang berubah menjadi anjing, Putera Raja yang menjadi ular, Mangkawar penebak yang ahli, Tepung sagu bagaimana memperolehnya, Sauhanggi dan yang terakhir Fatimah, Gadis yang telah meninggal akan tetapi hidup kembali.