Manusia memiliki rasa keingintahuan untuk mencari kekuatan lain yang lebih besar dari dirinya dan yang ada di luar dirinya. Dalam upaya pencarian itu, akhirnya disadarilah bahwa ada sesuatu yang menyebabkan segala yang tampak di dunia ini dan juga alam semesta ini. Sesuatu itu adalah Tuhan. Ketika manusia menyadari bahwa pencipta alam adalah Tuhan, manusia mulai melakukan penyembahan kepada Tuhan. Pemujaan manusia kepada Tuhan telah berlangsung sejak zaman dahulu kala. Seringkali pemujaan ini dilakukan karena manusia takut akan datangnya bencana alam, sehingga mereka menyembahnya agar dijauhkan dari bencana itu, manusia mengagumi indahnya ciptaan Tuhan, dan yang paling mudah diamati adalah karena manusia membutuhkan sesuatu seperti kesembuhan, kesuksesan, usahanya lancar, lulus ujian, diterima kerja dan serangkaian keinginan lainnya. Bagi manusia, Tuhan adalah Mahakuasa. Ia berkuasa atas apapun juga yang ada di muka bumi ini. Oleh karena itu, patutlah jika manusia bersandar padaNya. Hidup manusia tidak selalu berjalan mulus dan keinginan manusia tidak ada habisnya. Maka, ketika manusia mengalami kesulitan dalam hidupnya, serta memiliki keinginan untuk dicapai, Tuhan-lah yang menjadi tempat untuk meminta. Keteladanan iman yang seperti wanita Kanaan itulah yang menarik bagi penulis sehingga mengangkatnya menjadi tema skripsi ini. Ketertarikan ini menggugah minat penulis untuk mengungkap sosok wanita Kanaan ini. Sebab dia telah melakukan suatu tindakan yang mengagumkan, sampai-sampai Yesuspun memujinya. Dalam keseluruhan Injil Matius, hanya perikop inilah yang mengungkapkan perjuangan seorang wanita dalam beriman kepada Yesus. Wanita ini memiliki keistimewaan sehingga Matius turut menyertakan dalam Injilnya.