Indra Tranggono memang hidup di tengah kegoncangan sosial. Ada Proses perubahan, yang menderu yang menggilas, dan memunculkan berbagai macam paradoks dan ironi - yang seringkali berujung pada tragisme. Tragisme yang tak semata-mata marah dan geram, tetapi juga getir. Situasi itu, tampaknya dipilih penulis untuk menjadi basis cerita-cerita pendeknya, sekaligus sebagai pilihan untuk gaya penulisannya. Dengan kata lain, ia memilih itu dengan sadar, sebagai usaha untuk melukiskan situasi dan kondisi masyarakat yang tengah berubah. Inilah yang kemudian menjadi proyek utama yang coba digarapnya menjadi cerpen.