Teologi memerlukan rakyat. Teologi lahir dan hidup dalam dan dari pergumulan rakyat itu sendiri. Tanpa rakyat, teologi tidak kontekstual dan mengawang. Namun lebih khusus lagi, rakyat memerlukan teologi. Sebab, pada saat rakyat itu menghubungkan ibadat, pekerjaan, doa dengan tindakannya, iman dengan praktek hidup sehari-harinya dengan cara yang senantiasa baru, sesungguhnya sedang berteologi. Mereka menjadi subyek dari teologi itu. Buku ini menggugah kesadaran orang-orang Kristen, baik mereka yang telah mendapat pendidikan formal dalam bidang teologi maupun warga jemaat, akan panggilan dan perlunya teologi bagi kehidupan beriman dalam persekutuan jemaat.