DPR dilecehkan dan sering dipergunjingkan. Tidak mengherankan bila ada yang sinis. Apakah pegawai negeri yang menjadi anggota DPR dapat berbuat banyak untuk rakyat? Mungkin ini salah satu sebab mengapa DPR dicap menjadi lembaga yang mandul sehingga LBH dan LSM lebih dipandang karena memiliki tingkat kepedulian yang lebih baik terhadap aspirasi rakyat. Pencalonan pun memainkan peranan yang tidak kalah penting terhadap runyamnya bobot DPR. Nepotisme mengalahkan obyektifitas. Tidak mengherankan bila pencalonan menjadi ihwal yang menyakitkan bagi kader-kader yang cukup lama bergumul di organisasi dan berkualitas, tapi empuk dan kelewat manis serta teramat manja bagi kader-kader karbitan. Let.Jen (Purn) Solichin GP dan Brig.Jen (Purn) Soeparno Hendrowerdoyo melakukan protes. Keduanya menolak dengan tegas untuk dicalonkan oleh GOLKAR sebagai Caleg. Runyamnya situasi internal PPP dan PDI menyebabkan dijauhi intelektual, penguasa, seniman dan sebagainya. Mengapa GOLPUT makin berkibar? Benarkah generasi muda cinta pembaharuan dan bosan terhadap kemapanan? Ada ilmu andalan baru dalam khasanah politik kita yang namanya Multilogi. Apa pula itu?