Image of Republik Tanpa Ruang Publik: Catatan dari Nias, Meulaboh dan Merauke

Text

Republik Tanpa Ruang Publik: Catatan dari Nias, Meulaboh dan Merauke



Pada masa Soeharto, kekuatan kapitalisme semu dan otoritarianisme terbukti mendikte ruang publik, dimana berlangsung sebuah aktifitas ruang publik yang dipenuhi oleh doktrin pertumbuhan ekonomi yang berbalut dengan ketakutan terhadap moncong senjata. Sekarang pada masa reformasi, ada angin besar yang sudah terlanjur berhembus yaitu liberalisme. Dari liberasi lahir demokrasi pada satu sisi dan kapitalisasi pada sisi yang lain. Dua kekuatan itu demokrasi dan kapitalisasi bisa dikatakan sudah dengan leluasa menjalankan sepak terjangnya. Bahkan terkesan keterlaluan. Media massa hanya mengabdi pada rating tanpa peduli pada pendidikan; tata kota hanya mengindahkan kekuatan modal tanpa peduli pada hak publik terhadap ruang kota. Baik ruang publik abstrak maupun ruang publik material akhirnya hanya menjadi hamba dari tindakan konsumsi belaka. Dan ada yang terlupakan dalam proses liberalisasi yaitu kemerdekaan sipil dan pemenuhan hak-hak sipil dalam ruang publik. Diskursivitas antara ruang publik politis dan sistem politik itulah realisasi ide kedaulatan rakyat di dalam masyarakat majemuk.


Availability

12610323.4 Wib rAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
323.4 Wib r
Publisher IRE Press : Yogyakarta.,
Collation
xiv + 188hlm: 15x21cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
979-98182-4-9
Classification
323.4
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this