22 karya tentang G30S dan keterlibatan Soekarno yang dibandingkan, menurut Kerstin, lebih kurang 77% atau 17 tulisan dianggap sebagai karya yang subyektif, sementara sisanya 13% atau 5 tulisan dianggap karya obyektif. Ironisnya, 5 karya yang dianggap obyektif, semua penulisnya berasal dari luar negeri. Tak satupun dalam pembahasan ini yang juga menampilkan karya penulis Indonesia sedikitnya 11 tulisan dianggap obyektif. Hal itu terjadi karena penulis Indonesia yang membahas tentang peristiwa G30S dan Soekarno memiliki background tertentu, sehingga sangat mudah dilihat apakah karya tersebut muatan akdemisnya jauh lebih besar ketimbang muatan politis/kepentingan tertentu. Jadi buku ini dimaksudkan sebagai suatu penelaahan pola pendekatan dan validitas sumber-sumber tentang peristiwa-peristiwa 1965, dan bukan suatu percobaan baru untuk merekonstruksinya. Buku ini ingin menggambarkan keanekaragaman pendapat terhadap sebuah peristiwa yang dipandang secara hitam-putih saja, dan sama sekali tak bermaksud memberikan sebuah jawaban akhir akan kejadian-kejadian 1965 yang dengan amat sangat mengubah dan mempengaruhi perjalanan bangsa Indonesia itu.