Buku ini dimulai dengan beberapa tulisan yang merupakan pembahasan utama hasil-hasil konsultasi Gereja dan Politik, masing-masing oleh Dr. Zakaria J. Ngelow dan Dr. John Campbell Nelson. Selanjutnya Dr. Ayub Ranoh dari Timor menyumbangkan sebuah tulisan yang relevan mengenai perspektif Kristen terhadap demokrasi (politik dan ekonomi). Ketua Umum MPH PGI, Dr. Andreas A. Yewangoe, menyumbangkan tulisannya yang cukup komprehensif mengenai visi politik Kristen dalam konteks Indonesia. Prof. Dr. Franz Magnis-Suseno, SJ secara kritis membedah masalah-masalah pokok dalam dinamika politik Indonesia dewasa ini, sambil mengusulkan supaya Pancasila diterjemahkan ke dalam bahasa etika abad ke 21. Trisno Sutanto menganjurkan supaya diskursus agama dan politik dilakukan dengan pembacaan baru, yang terarah pada teologi politik yang profetis. Prof. Dr. Musdah Mulia, akademisi dan tokoh perjuangan perempuan asal Sulawesi Selatan, menganalisis secara kritis kekerasan atas nama agama, khususnya di kalangan Islam di Indonesia, dengan membeberkan akar-akar historis dan kaitan politik fenomena radikalisme dan fundamentalisme agama. Tokoh interfaith ini menekankan perlunya mencegah politisasi agama, dan pentingnya bersama-sama menegakkan hak dan prinsip kebebasan beragama.