Perkawinan campur beda agama makin meningkat. Masalah pendidikan iman anak dalam keluarga kawin campur menjadi persoalan rumit dan dilematis. Mereka berada di tengah-tengah ketegangan antara melaksanakan tanggung jawab untuk memberikan pembinaan iman kepada anak dan memahami makna kebebasan beragama. Mereka sering memutuskan untuk membebaskan anak memilih agama dan iman kepercayaannya sendiri. Suami istri menghindari konflik antar mereka dengan membiarkan. Pertanyaannya: Apakah sikap dan keputusan mereka itu tepat? Bagaimana tanggung jawab mereka sebagai orang tua yang beriman dan menjadi pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, jika mereka mengambil keputusan seperti itu? Buku ini menyampaikan beberapa masukan dalam berpastoral mendampingi pihak katolik yang menikah dengan mereka yang berbeda agama.