Seluruh usaha membaharui liturgi akan gagal, bila kita tidak berhasil membaharui penghayatan iman dan semangat berdoa. Adapun doa kita harus menimba isi dan nilainya dari harta pusaka pengalaman rohani Gereja, yakni terutama dari Kitab Suci. Maka dari itu, dalam keseluruhan pembaharuan liturgi sesudah Konsili Vatikan II, penerbitan buku 'Liturgia Horarum' (I-IV) Roma 1971-72 dapat memberi sumbangan yang mahapenting, asal saja buku yang baru itu sungguh dimanfaatkan untuk memulihkan ketertiban berdoa dan untuk memperkaya doa kita. Oleh karena itu Komisi Liturgi KWI menganggap penting juga untuk menyediakan Pedoman Ibadat Harian dalam bahasa Indonesia. Maksudnya tak lain tak bukan ialah mempermudah doa ofisi menurut buku yang baru. Pedoman Ibadat Harian ini mengikuti teks Latin, kecuali dalam beberapa hal kecil yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.