Demikianlah judul yang diberikan kepada Kitab Ulangan dalam terjemahan-terjemahan yang lama, misalnya terjemahan Klinkert terbitan LAI tahun 1960. Tetapi judul itu sukar dipertahankan, sehingga untung tidak dimasukkan dalam terjemahan baru Alkitab bahasa Indonesia. Memang tradisi gerejani lama menunjukkan Musa sebagai pengarang Kitab Ulangan, tetapi penelitian modern cukup membuktikan bahwa tak mungkin demikian. Dan patut dicatat bahwa Kitab Ulangan sendiri secara keseluruhan tidak memperkenalkan diri sebagaio buah tangan Musa. Memang ada tertulis, bahwa Musa menuliskan tora Ulangan (Ul 31:9,24) dan bahwa dia langsung mengucapkan beberapa bagian tertentu (Ul 1:5; 4:45; 31:30). Tetapi rangkaian atau kumpulan Kitab secara keseluruhan ternyata berasal dari tangan lain. Bahkan ada faktor-faktor yang menunjukkan bahwa bahannya pada umumnya mencerminkan keadaan yang jauh setelah jaman Musa.