Hans Urs von Balthasar (1905-1988) mempresentasikan Allah sebagai seniman yang memberi wujud ciptaan-Nya dengan menggunakan kedua tangan-Nya: Sang Putra dan Roh Kudus (Mongrain, 2002:35). Analogi itu merupakan metanarasi atas sejarah keselamatan ketika kita memandang manusia sebagai tanah liat yang menyejarah. Sejarah manusia adalah tanah liat bahan baku bagi karya keselamatan. Sebagai hasil dari studi atas sumber-sumber patristik, pemikiran teologis von Balthhasar merangkum tiga perspektif ideal: perspektif logika (dimensi verum/kebenaran), perspektif etika (dimensi bonum/kebaikan), dan perspektif estetika (dimensi pulchrum/dimensi keindahan) (Gibellini, 2004:257). Von Balthasar mewujudkan gagasannya itu dalam rangkaian 15 volume buku Gloria, TeoDrammatica, dan TeoLogica.