Tunggal Panaluan merupakan tongkat mistis Batak, yang dipakai oleh datu (imam-penyembuh) dalam ritus. Relasi antara tongkat dengan datu tak terpisahkan dan saling membutuhkan. Sebagai bentuk kesatuan antara datu dan tongkat, maka datu harus memelihara tongkat tersebut dengan sesaji dan dalam melakukannya ia memberikan persembahan terutama untuk figur-figur utama yang berbeda-beda yang ada pada tongkat. Sebaliknya, tongkat itulah yang memungkinkan datu melakukan tugas-tugas pentingnya untuk semua anggota masyarakat. Dalam buku ini, Rassers menganalisis Tunggal Panaluan dalam konteks struktur sosial dan kosmologi masyarakat Batak. Teori ini merupakan suatu pendekatan baru dari teori-teori sebelumnya. Rassers menemukan bahwa Tunggal Panaluan adalah representasi dari tombak/piso (senjata) dan ulos (menenun), hulahula dan boru, patrilineal dan matrulineal, tondi dan begu, kehidupan dan kematian.