Buku ini memaparkan konsep John Hick tentang pluralisme religius. Konsep ini merupakan tanggapan terhadap dua pandangan tentang relasi agama-agama, yakni eksklusivisme dan inklusivisme. Bagi Hick, setiap tradisi religius memiliki perbedaan, antara lain tentang realitas historis, transendensi dan konsep keselamatan. Setiap tradisi religius juga dibentuk oleh kebudayaan, pengalaman, pemikiran dan spiritualitas yang berbeda-beda, dan masing-masing itu baik, sejauh memberikan pengaruh moral dan spiritual bagi pengikutnya. Sebagai seorang teolog Kristen, Hick memandang konsep tentang Putra Allah sebagai bahasa metaforis dan puitis, namun tradisi Kristen telah mengubah puisi ini menjadi prosa, akibatnya, yang bersifat metaforis itu telah berubah menjadi bersifat metafisis. Berkaitan dengan tradisi religius lain, Hick mengemukakan perubahan penting dalam pandangan orang Kristen yakni konsep Kristosentris yang berubah menjadi Teosentris. Dalam kerangka demikian ini orang Kristen dapat belajar dari tradisi-tradisi religius lain di seluruh dunia. Dalam konteks lebih luas, pluralisme religius memang menuntut adanya ruang untuk saling belajar dan bukan saling menyerang.