Record Detail
Advanced SearchText
Tradisi Tibo dalam Masyarakat Ngadha (Sebuah Tinjauan Antropologis-filosofis)
Kekayaan suatu bangsa tercermin dari berbagai aspek kehidupan sosial yang ada di dalamnya. Kekayaan tersebut juga nampak dalam bangsa Indonesia. Indonesia yang merupakan Negara multikultural, menyimpan segudang khasanah yang membanggakan. Khasanah tersebut tersimpan dari ujung barat Indonesia sampai ujung timur. Kekayaan tersebut juga ada dalam masyarakat Ngadha. Ngadha pun menyimpan segudang kekayaan budaya, baik itu yang sudah dikenal oleh masyarakat luas maupun yang belum dikenal. Salah satu dari kekayaan budaya yang ada di Ngadha adalah Tradisi Tibo. Upacara Tibo ini merupakan suatu upacara ramalan dalam adat orang Ngadha. Upacara ini merupakan suatu bentuk upaya menjalin relasi dengan Sang Ilahi atau yang diyakini oleh orang Ngadha sebagai Dewa Zeta Nitu Zale. Upacara ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kehidupan manusia orang Ngadha baik yang telah terjadi di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Selain itu, lewat upacara ini, orang Ngadha dibersihkan dari kesalahan-kesalahan dan dosa yang pernah mereka lakukan secara khusus warga kampung yang melaksanakan upacara ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa upacara ini memiliki kesenian tersendiri. Bukan dalam artian melebihi upacara adat lainnya. Namun seni dalam arti keunikannya, yaitu bahwa upacara ini bukan merupakan upacara tahunan seperti upacara adat lainya melainkan dapat dilaksanakan kapan saja. Upacara yang satu dan sama ini dilaksanakan oleh semua suku yang berada di wilayah Ngadha. Semua telah mengenal upacara ini. Akan tetapi alasan penulis mengangkat tema skripsi ini dikarenakan kekhawatiran yang begitu mendalam akan fenomena yang penulis alami, bahwa ada begitu banyak orang muda Ngadha yang tidak memahami budaya atau upacara ini. Padahal upacara ini sudah sangat familiar. Namun mengapa mereka tidak mengetahuinya? Sebuah pertayaan yang besar yang timbul dalam benak penulis. Akankah hal ini terus berkelanjutan? Pergumulan batin yang tiada henti membuat penulis berani menggarap tema ini. Penulis melihat bahwa hal ini dikarenakan oleh perkembangan teknologi yang kian pesat, membuat cara pandang dan pengetahuan kaum muda pun berubah. Sehingga mereka kurang mengenal kekayaan yang tersimpan dalam budayanya sendiri. Pemotongan kerbau merupakan tanda bahwa upacara ini telah dilaksanakan namun karena faktor ekonomi hewan kerbau dapat diganti dengan hewan-hewan lain mengingat hewan kerbau sangat mahal. Upacara tradisi Tibo ini selalu berakhir dengan ritus persembahan kepada Sang Ilahi dan bagi para leluhur serta makan-minum bersama. Semua ini penulis bahas secara filosofis-antropologis dari beberapa dimensi, seperti dimensi personal, sosial, estetika, kosmologi, dan religius.
Availability
13.036 | 959.86 Ped t | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
959.86 Ped t
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
xii + 108hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
959.86
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available