Aksara Jawa (HA NA CA RA KA) merupakan salah satu jenis aksara yang banyak diyakini mengandung makna filsafat, terutama bagi kalangan masayarakat Jawa. Ada yang menafsirkan makna filsafat aksara dalam kaitannya dengan esensi budaya Jawa yang mencerminkan sifat khas manusia Jawa, seperti wong Jawa iku yen dipangku mati nanging yen dipengkal utawa dipepet malah urip. Artinya orang Jawa itu jika disanjung akan mati (tak berdaya) namun jika ditentang atau dihalangi justru akan menjadi bersemangat. Ada lagi yang menafsirkan makna filsafat aksara Jawa sebagai bagian dari organ-organ tubuh manusia. Ada pula yang menafsirkan makna filsafat aksara Jawa sebagai lambang terciptanya manusia dan mungkin masih banyak lagi. Yang pasti munculnya banyak tafsir mengenai makna filsafati aksara Jawa tersebut merupakan bukti betapa tinggi penghargaan terhadap keberadaan aksara tersebut. Yang berarti pula sebagai bukti bahwa aksara Jawa merupakan aksara yang patut dibanggakan. Namun ironisnya bersamaan dengan laju pergeseran waktu keberadaan aksara Jawa menjadi kian tersisih terdesak oleh derasnya arus kemajuan jaman yang lebih cenderung berkiblat ke dunia kehidupan Barat. Untuk itu agar aksara Jawa senantiasa eksis dalam dunia budaya Jawa perlu adanya tindakan konkrit untuk memperkenalkan mempertahankan dan melestarikan keberadaannya agar jangan sampai tenggelam lebih dalam.