Daud ingin menjadi orang yang berkenan di hati Allah, tetapi seringkali dia mengalami kegagalan. Dia mendambakan mengetahui kehendak Allah yang sesungguhnya, tetapi seringkali justru melakukan segalanya dengan caranya sendiri. Kadang-kadang dia juga tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan Allah. Namun demikian dia selalu memperbaharui kembali komunikasinya dengan Allah. Orang-orang Kristen masa kini dapat mengenali persamaan antara pengalaman-pengalaman iman maupun kegagagalan Daud dengan pengalamannya sendiri dan menemukan kesegaran kembali dengan cara melihat jauh ke dalam janji-janji pemenuhan yang diberikan Allah untuk segala kegagalan kita.