Pertarungan antara pihak-pihak yang menghendaki kemapanan dan pihak yang menghendaki perubahan yang terjadi dalam sejarah pemikiran Arab-Islam telah melahirkan gerakan revolusi: revolusi sosial dan pemikiran sekaligus. Juga melahirkan rasionalitas masyarakat yang dibarengi dengan rasionalitas agama, pembatalan atas naql dan juga kenabian, dan dari situ tumbuhlah gerakan perubahan dan kreativitas dalam masyarakat Arab-Islam. Gerakan ini mulai mengambil kecenderungan subjektif; dalam arti agama tidak lagi dalam kecenderungan top down, di mana manusia hanya berperan sebagai penerima dan menyerah, tetapi agama telah menjadi bottom up, di mana manusia memiliki peran kreatif. Dengan demikian, akal tidak lagi harus tunduk pada agama, tetapi justru agama yang harus tunduk pada akal: agama untuk manusia bukan manusia untuk agama.