Record Detail
Advanced SearchText
Bali Menggugat
Apalagi yang bisa dipertahankan oleh Bali? Kukira tak ada lagi, kata seorang penyair dari Yogya. Pasir putih di lantai dan lambaian nyiur bukan lagi milik nelayan Bali. Itu milik orang Jakarta. Atau mungkin orang asing. Kau dengar lelaki ini cukup menjadi budak cewek bule. Dan Kuta sekarang sudah menjadi daerah asing; bukan seperti bagian dari Indonesia. Demikian sang penyair melengkapi. Banyak orang, termasuk para peneliti, bersepakat dengan penyair asal Yogya itu. Tetapi Putu Setia berbeda. Ia tidak memaparkan jawaban yang sederhana. Terlahir sebagai putra Bali, pernah wartawan, dan kini jadi pendeta, Putu Setia tidak menampik, Bali tak lagi sebagaimana dulu. Beberapa perubahan layak digugat. Namun, menyimpulkan Bali telah takluk digilas roda perubahan, ah itu terlalu gegabah. Putu melihat celah. Bali menggugat merupakan catatan-catatan Putu Setia atas perubahan sosial budaya yang terjadi di Bali dari soal ngaben, judi, teater, kesusastraan, penanggalan, arsitektur hingga urusan desa wisata. Mengulas perkembangan Bali sejak dekade 1970-an, buku ini terbit pertama kali pada 1986 dan diperbarui untuk merangkum yang terkini: awal dekade kedua abad keduapuluh-satu.
Availability
18146 | 306 Set b | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
306 Set b
|
Publisher | Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) : Jakarta., 2014 |
Collation |
ix + 390hlm: 14x21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
978-979-91-0677-3
|
Classification |
306
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available