Tuhan menciptakan manusia sebagai pria dan wanita, dua pribadi yang memiliki kesepadanan satu terhadap yang lain. Antara pria dan wanita ada dorongan untuk saling membantu, saling melengkapi dan untuk hidup dalam persekutuan cinta bdk. Kej 2; 18-25. Wujud persekutuan ini adalah perkawinan yang dibangun atas dasar cinta, dan yang berlangsung seumur hidup. Cinta dalam hidup perkawinan ini merupakan petualangan ini merupakan petualangan untuk menghayati dan menyempurnakan hidup. Nikki Giovanni pernah mengucapkan, Kita saling mencinta karena cinta adalah satu-satunya petualangan yang sesungguhnya. Yang mengagumkan dalam petualangan cinta adalah bahwa oleh mencintai, seseorang sesungguhnya menemukan dirinya sendiri. Theodor Korner menegaskan kebenaran ini, Sesungguhnya sejak saya mencinta, tahulah aku bahwa aku hidup. Kesepadanan antara pria dan wanita menurut Kitab Kejadian diwujudkan oleh suami istri dalam hidup keluarga dalam bentuk partnership, kemitraan. Satu model penghayatan cinta antara dua manusia yang sepadan, yang memiliki hakikat yang sama, hanya dengan tampilan yang berbeda, tetapi justru perbedaan ini menumbuhkan daya tarik untuk saling melengkapi, saling memenuhi, saling membantu dan saling bersatu untuk mencapai puncak kebahagiaan. Maka partnership atau kemitraan dalam hidup perkawinan adalah satu tonggak, sebagai tuntutan hakiki untuk menata kebahagiaan antara suami istri.