Record Detail
Advanced SearchText
Pasien Terminal dan Eutanasia: Peran Hospis untuk Mengurangi Kecenderungan Eutanasia Pada Pasien Terminal (Tinjauan Moral Katolik)
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat dan tidak terkecuali, ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran banyak membantu kehidupan manusia terutama berkaitan dengan penyembuhan berbagai penyakit. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi itu, para petugas kesehatan mengemban panggilan mulia menjadi penjaga dan abdi kehidupan manusiawi. Di lain pihak, perlu disadari bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan (penyakit tahap terminal). Pada tahap inilah harus diakui bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran tidak dapat menghentikan kematian. Pada para pasien yang mengalami sakit terminal, bukan saja penderitaan fisik yang alami tetapi jiga penderitaan psikis dan spiritual. Ketika seseorang divonis sakit terminal, segalanya berakhir. Kematian yang tidak pernah diinginkannya berdiri depan pintu dan siap menjemputnya. Bukan saja kehancuran fisik yang akan dialaminya, tetapi juga kehancuran seluruh aspek kehidupan yang telah dirintisnya dan mungkin juga yang tidak sempat dinikmatinya. Pandangan dewasa ini menyatakan bahwa orang yang berada pada tahap terminal adalah orang yang tidak berharga lagi. Dengan kata lain, status mereka tidak diperhitungkan. Mengapa? Karena secara fisik mereka lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, menunggu dilayani dan dalam hitungan ekonomi mereka tidak produktif lagi. Selain itu, pandangan masyarakat yang menyatakan bahwa penderitaan tidak memiliki makna, membuat orang yang berada pada tahap sakit terminal semakin tidak dapat memaknai peristiwa sakit yang mereka alami. Di tengah segala persoalan yang melanda kehidupan manusia menghadapi tahap akhir hidupnya, dalam pergumulan dengan sakit dan penyakit yang tak tersembuhkan ada juga pandangan eutanasia. Eutanasia menawarkan kematian 'bahagia, indah dan baik' bagi manusia. Problem eutanasia bukan saja muncul dewasa ini tetapi sejak lama dan senantiasa menjadi perdebatan yang hangat di kalangan ilmuwan dan tokoh agama. Berbagai argumen pro-kontra muncul tetapi tidak pernah terselesaikan. Dengan demikian, eutanasia senantiasa menjadi kontroversi barbagai kalangan. Pihak yang mendukung eutanasia mengusung argumen 'hak untuk mati' untuk membenarkan eutanasia.
Availability
08.01037 | 241 SAN p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
241 SAN p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2010 |
Collation |
x + 139hlm: 21x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
241
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available