Carmel Budiardjo dicurigai sebagai komunis mendekam dalam penjara selama tiga tahun tanpa proses pengadilan. Dalam kisah yang mengharukan ini, ia menceritakan pengalamannya di Jakarta dan di penjara wanita Bukit Duri yang dikenal mengerikan itu, demikian pun pengalaman di interogasi dan siksaan batin yang dia sendiri alami bersama teman-temannya sesam tapol. Kisah pribadinya ini jalin menjalin dengan gambaran situasi politik yang pada akhirnya membawanya ke dalam penjara, terutama kejadian-kejadian 1965 yang memuncak pada pembunuhan enam jenderal yang segera disusul oleh pembunuhan massal lebih dari sejuta jiwa oleh penguasa. Banyak dari perempuan yang dipenjarakan bersama Carmel masih remaja dan nyaris masih anak-anak ketika mereka dipaksa melakukan pengakuan palsu akan keterlibatan mereka dalam pembunuhan para jenderal itu. Perempuan-perempuan remaja ini mendekam lebih dari sepuluh tahun di dalam penjara tanpa diadili. Buku ini diterbitkan pertama kali bersamaan dengan ulang tahun ke tigapuluh tampilnya Soeharto memegang kekuasaan menjabarkan kebrutalan rejim Indonesia yang masih berkelanjutan dengan dukungan Barat.