Peristiwa Tanjung Priok, 12 September 1984, merupakan salah satu kasus dari sekian banyak kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh rezim Orde Baru. Peristiwa yang terjadi empat belas tahun silam ini masih menyimpan banyak misteri, terutama yang berkaitan dengan jumlah korban dan letak kuburannya. Meskipun sebagian kasus ini sudah disidangkan di pengadilan, tetapi masih banyak menimbulkan tanda tanya di kalangan masyarakat. Kini, Indonesia sudah memasuki era Reformasi, sebuah era perbaikan terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Akankah Peristiwa Tanjung Priok tetap menjadi legenda, tidak di ungkap seperti kasus penculikan aktivis yang bobotnya relatif kecil? Apakah mereka yang terlibat dalam pembantaian umat Islam di Tanjung Priok terutama otak pelaku akan dibiarkan hidup bebas tanpa dimintai pertanggungjawabannya?