Image of Canting: Sebuah Roman Keluarga

Text

Canting: Sebuah Roman Keluarga



Canting, carat tembaga untuk membatik, bagi buruh-buruh batik menjadi nyawa. Setiap saat terbaik dalam hidupnya, canting ditiup dengan nafas dan perasaan. Tapi batik yang dibuat dengan canting kini terbanting, karena munculnya jenis printing (cetak). Kalau proses pembatikan lewat canting memerlukan waktu berbulan-bulan, jenis batik cetak ini hanya beberapa kejap saja. Canting, simbol budaya yang kalah, tersisih, dan melelahkan. Adalah Ni, sarjana farmasi, calon pengantin, peturi Ngabean yang mencoba menekuni, walau harus berhadapan dengan Pak Bei, bagsawan berhidung mancung yang perkasa, Bu Bei, bekas buruh batik yang menjadi ibunya, serta kakak-kakanya yang sukses. Canting, yang menjadi cap batih Ngabean, tak bisa bertahan lagi. Menyadari budaya yang sakit adalah tidak dengan menjerit, tidak dengan mengibarkan bendera. Ni menjadi tidak Jawa, menjadi daeng, aneh untuk bisa bertahan. Ni yang lahir ketika Ki Ageng Suryomentaram meninggal dunia adalah generasi kedua setelah ayahnya yang berani tidak Jawa.


Availability

9086899.221 Atm cAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
899.221 Atm c
Publisher Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.,
Collation
377hlm; 11 x 18cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
979-605-804-9
Classification
899.221
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
Cetakan 2
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this