Buku ini mengemas perdebatan mutakhir tentang konsep kemodernan dan kepascamodernan. Namun buku ini bergerak melampaui pembahasan spekulatif filsafat, dengan menjelajahi gagasan kepascamodernan pada dua aras: (1) menghubungkan kembali debat kepascamodernan kepada teori sosiologi tradisional, dan (2) memperagakan aplikasi kepascamodernan pada masyarakat modern serta pada politik kontemporer. Pendapat tentang modernisme dan kelanjutannya ditelusuri asal-usulnya di kesenian, arsitektur dan sastra. Para penulis selanjutnya mengulas sumbangan sosiologi terhadap perseteruan budaya ini, baik melalui teori-teori klasik Max Weber maupun Georg Simmel dan dalam teori yang lebih mutakhir. Mereka menguji rasionalitas kaum modernis yang dibela oleh teori kritisnya Habermas, kemudian mengkontraskannya dengan karya teoretik Lyotard dan Baudrillard. Tema nostalgia sebagai tanggapan terhadap modernisasi dijelajahi dari sudut hilangnya nilai-nilai tradisi, krisis masyarakat modern, dan pasang-naiknya sosiologi.