Sosok perempuan dalam buku ini menjadi sorotan tajam. Murray menempatkannya ke dalam dua kelompok perempuan kelas bawah pedagang jalanan dan pengusaha warung; dan mereka bekerja sebagai pelacur di distrik-distrik hiburan. Di satu sisi, eksistensinya digambarkan sebagai contoh tragis tetapi tak bermakna, di sisi lain memiliki kehidupan yang ditentukan sendiri, otonomi ekonomi relatif dan status tinggi di dalam komunitasnya. Meskipun agak sulit membuat kesimpulan akhir, mengingat perkembangan Jakarta sangat pesat dari penelitian singkat (1983-1989) di kawasan Manggarai, Bukit Duri, Bangka dan Blok M di wilayah Jakarta Selatan ini, namun Murray mampu memotret suasana-suasana hati perempuan-perempuan itu melalui pemahaman tentang konflik dan kompromi antara ideologi dan kehidupan sehari-hari.