Dalam penderitaan hidup manusia, dosa dan keadaan ketidakadilan, melahirkan suatu pergumulan hidup tentang dirinya dan Allah yang diimaninya. Permasalahan yang demikianlah membawa pada pertanyaan di manakah Allah yang menjadi harapan itu sendiri. Jadi peristiwa hidup manusia merupakan pengalaman yang tidak dapat terelakkan. Kendati demikian pengalaman dalam penderitaan hidup, tidak membuat orang Kristiani jatuh pada keputusasaan. Pengalaman spiritualitas akan Yesus Kristus yang menghadirkan diri sebagai sumber keselamatan yang sejati merupakan tujuan hidup Kristiani. Lalu kehadiran-Nya secara nyata dalam pribadi imam yang rendah hati dan membawa umat pada warta Kabar Gembira dari Allah. Dari pengalaman pribadinya sebagai imam, Henri J.M. Nouwen mampu sampai pada sumber harapan itu sendiri yakni, Yesus Kristus. Ia memiliki keistimewaan menemukan makna baru dalam Injil dan membuka hati setiap orang terhadap pesan Injil. Kehadiran Yesus Kristus sebagai Sang Gembala diteruskan oleh para penggantinya yang tertahbis. Peran imam sebagai gembala juga menghantar umat beriman sampai pada iman akan Kristus. Kehadiran imam yang adalah kehadiran Yesus Kristus sendiri menjadi bukti bahwa Kristus pengharapan umat beriman yang sejati. Persekutuan umat beriman ini dalam kesatuannya dengan Kristus nyata dalam perayaan Ekaristi. Bagi Henri J.M. Nouwen, perayaan Ekaristi memerdekakan kita untuk menghayati tanpa ketakutan dan berjalan tanpa merasa cemas. Perayaan Ekaristi menjadi sumber keselamatan umat beriman. Pengharapan juga merupakan sebuah keutamaan dalam suatu pengharapan akan Kristus yang bersifat eskatologis. Dengan demikian teologi pengharapan bukan ungkapan yang dangkal, melainkan kedalamannya dalam relasi Allah dan manusia. Dalam iman, harapan, dan cinta kasih, Gereja umat Allah disebut komunitas yang disatukan dalam ikatan spiritual oleh Roh Kudus. Akhirnya hanya sebab Allah adalah kasih yang membawa komunitas Gerejawi pada pengharapan yang sejati.