Penderitaan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia, sehingga mendatangkan ketakutan. Penderitaan dipandang sebagai kutuk dan harus dijauhi dengan berbagai cara. Ada pula yang melihat penderitaan sebagai rahmat Allah bagi pertumbuhan iman akan Yesus Kristus. Kasianus, seorang Rahib dan Bapa Gereja mencatat sejarah penderitaan beberapa orang suci yang tinggal di padang gurun Skit, yang dibantai oleh para perampok Saraken. Peristiwa ini ditemukan dalam konferens VI, Abas Theodore. Kematian beberapa orang suci (para rahib) membuat Kasianus berefleksi tentang Allah dan kejahatan, kebaikan, godaan, dan pikiran, serta nilai-nilai yang diambil bagi para rahib yang tinggal di biara, yang didirikannya. Ia menampilkan suatu relasi yang tak terpisahkan antara penderitaan manusia dengan misteri Allah. Pengaruh hidup Kasianus tertuang dalam tiga buah karya terbesarnya yaitu buku Institusi, Konferensi, dan Inkarnasi Tuhan Melawan Nestorius. Ketiga karya tersebut memberikan kontribusi bagi refleksi hidup monastik dan penghayatan praktis maupun teoritis tentang iman kepada Yesus Kristus. Dalam kacamata penderitaan, buku Institusi memberikan bentuk penghayatan penderitaan Yesus Kristus kepada para rahib, dalam kehidupan sehari-hari. Buku konferensi menguraikan tujuan dan dasar hidup monastik serta keutamaan-keutamaan yang dihidupi para rahib. Penderitaan termasuk dalam kategori cara hidup, yang dihidupi menurut cara hidup Yesus Kristus. Sedangan buku Inkarnasi Tuhan Melawan Nestorius berbicara tentang keilahian dan kemanusiaan Kristus, yang termaktub dalam peristiwa inkarnasi, karya, salib, dan kebangkitan Yesus Kristus.