Record Detail
Advanced SearchText
Cinta Sebagai Dasar dalam Membangun Keluarga yang Ideal Menurut Erich Fromm
Manusia adalah makhluk yang berakal-budi. Dengan akal budinya, manusia mampu melampaui dan mengatasi segala persoalan dalam hidupnya. Akal budi menjadi identitas sejati dari diri manusia itu sendiri. Hal tersebut menjadikan manusia sebagai makhluk yang memiliki gradasi tertinggi dalam tata ada. Pada titik inilah akal budi merupakan sebuah anugerah dan berkat bagi manusia. Namun, di samping status akal budi sebagai anugerah dan berkat, akal budi pun sesungguhnya merupakan sebuah kutukan bagi manusia. Hal itu terjadi karena akal budi mampu menyingkapkan kepada manusia tentang problematika eksistensialnya. Erich Fromm melihat bahwa problematika eksistensial dari manusia dalah pengalaman terasing. Manusia terasing dari sesama, alam ciptaan dan dirinya sendiri. Ada banyak jalan untuk mengatasi pengalaman terasing tersebut, namun hanya ada satu jalan yang baik, yaitu cinta. Dengan cinta, manusia mampu mengatasi keterasingannya tanpa harus mengorbankan kesejatian dirinya. Melalui cinta, manusia dapat mencapai kesempurnaan diri. Cinta adalah daya yang mampu menggerakkan manusia untuk menjadi makhluk yang produktif dan sehat. Bagi Fromm, cinta yang sejati harus memuat keempat elemen berikut: (1) Perhatian; (2) Tanggung Jawab; (3) Penghargaan; dan (4) Pemahaman. Gagasan Erich Fromm mengenai cinta ini kemudian menghantarnya pada sebuah kesadaran baru, yaitu sebuah keluarga yang ideal akan tercipta jika setiap anggotanya hidup bersama dalam relasi cinta. Dengan kata lain, Fromm ingin menegaskan bahwa cinta adalah sebuah dasar yang tepat dalam membangun sebuah keluarga yang ideal. Menurut Erich Fromm keluarga yang ideal akan melahirkan manusia-manusia yang produktif dan sehat. Hal ini sangat berarti bagi kehidupan bersama dalam sebuah societas. Namun hal tersebut harus didukung oleh lingkungan masyarakat. Fromm melihat bahwa karakter sosial dalam sebuah masyarakat sangat memengaruhi karakter sebuah keluarga. Karakter yang ditularkan oleh masyarakat tersebut akan dtularkan kepada setiap individu-individu yang berada di dalamnya. Proses penularan karakter sosial tersebut merupakan bagian dari fungsi dan peran keluarga. Oleh karena itu, Fromm menyebut keluarga sebagai agen psikis masyarakat.
Availability
13.003 | 150.195.7 TAN c | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
150.195.7 TAN c
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
x + 115hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
150.195.7
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available