Record Detail
Advanced SearchText
Temporalitas dan Keseharian Menurut Martin Heidegger
Pemaknaan merupakan salah satu karakteristik manusia. Ciri tersebut bergandengan dengan keberadaan manusia dalam dunia. Keberadaan selalu mengandaikan waktu. Di dalam keberadaan dan waktu, manusia memberi makna atas keberadaannya. Pemaknaan yang demikian tak lain ialah kesadaran manusia itu sendiri. Pemaknaan dengan demikian merupakan kesadaran. Pemaknaan manusia berada dalam aliran keberadaan dan waktu. Kesadaran manusia berada dalam aliran ada dan waktu. Aliran keberadaan dan waktu telah dimaknai oleh manusia sepanjang pengelanaannya di dalam dunia. Kesadaran akan kekinian merupakan salah satu corak pemaknaan manusia modern. Kesadaran manusia modern menyatakan bahwa manusia dalam dunia secara kronologis telah sampai pada abad ke-21. Momentum di mana akurasi dan akselerasi menjadi logika utamanya. Manusia yang telah tiba pada kesadaran yang demikian memasuki ruang paradoksal. Di satu sisi kesadaran itu diagung-agungkan, namun di sisi lain dikutuk. Kesadaran itu dipuji karena akurasi dan akselerasinya; ia dicela karena beban yang menimpa manusia itu sendiri teramat besar. Beban tersebut oleh Martin Heidegger (1889-1976) penyuara Ada dan Waktu dari Mekirch disebut lupa akan Ada. Secara berbeda rumusan itu dapat disebut amnesia Ada. Tiadanya kesadaran atau absennya kesadaran ialah momen kekosongan pemaknaan manusia. Salah satu sasaran yang tak dimaknai ialah keberadaan manusia di dalam dunia. Manusia yang oleh Heidegger disebut Dasein menghuni dunia secara unik; cara beradanya di dalam dunia tiada duanya. Manusia itu Ada-di-dalam-dunia (In-der-Welt-sein). Cara menghuni yang demikian dari manusia menuntutnya memaknai pengelanaannya di dalam dunia. Pengelanaan mengandaikan tempo dan keberadaan. Manusia tak pantas bila hanya berada dalam tempo dan rutinitas harian. Ia harus melampauinya. Temporalitas dan Keseharian merupakan momen bagi manusia untuk memaknai pengelanaannya secara mendalam. Manusia menembus tempo dan kesibukan hariannya ketika keberadaannya di dalam dunia ditempatkan dalam ruang bermain, yakni dalam Temporalitas dan Keseharian. Di dalam pengalaman eksistensial Temporalitas dan Keseharian, manusia menjadi atau berziarah menuju hakikatnya Di-Sana (Da-Sein). Eksistensialitas Temporal berada dalam Keseharian Dasein yang Ada-di-dalam-dunia dengan segala pesona dan kompleksitasnya.
Availability
13.041 | 193 BUD t | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
193 BUD t
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
x + 104hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
193
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available