Dalam tradisi kerohanian Gereja ditemukan sebuah ajaran klasik tentang tahap-tahap hidup rohani yang meliputi tahap pemurnian, tahap pencerahan, dan tahap persatuan. Tahap-tahap hidup rohani ini diikuti pula oleh S. Yohanes dari Salib. Namun, ajaran rohani orang kudus dari Spanyol ini memiliki nilai khusus pada masanya dan menjadi aktual pada zaman kita. Ketika para pengarang dan teolog hidup rohani mulai mencari pengertian yang benar dan tepat mengenai pengalaman akan Allah yang mendalam dan otentik, serta memberikan penilaian terhadap segala manifestasi dalam doa, meditasi dan kontemplasi, mereka selalu merujuk dan mempelajari kembali tulisan-tulisan Pujangga Gereja Karmelit ini. Salah satu keistimewaan yang mendasar dan membedakannya dari ajaran rohani para kudus dalam Gereja ialah ajarannya yang indah tentang jalan kelepasan. Artinya, untuk mencapai persatuan dengan Allah, orang harus melupakan dirinya, memelihara damai batin dan mengarahkan hatinya hanya kepada Allah. Saksi Allah yang hidup guru dalam iman dan pembimbing rohani mengajak kita untuk menempuh jalan yang singkat dan aman ini.