Kehidupan manusia dewasa ini masih diwarnai oleh berbagai masalah sosial yang tak terbilang jumlah dan jenisnya. Berbagai masalah sosial itu tampak dalam berbagai tragedi kemanusiaan karena ketidakadilan; pencemaran dan perusakan lingkungan alam; diskriminasi sosial, rasial, etnis dan politis; pelanggaran harkat dan hak azasi manusia, korupsi dan sebagainya. Aneka masalah sosial dewasa ini merupakan indikasi bahwa ketidakadilan kini menjadi ciri khas bagi dunia. Gereja diutus untuk menanggapi tanda-tanda zaman ini. Hal ini didasari oleh kesadaran Gereja bahwa dunia dengan segala masalah dan harapannya merupakan tempat dimana Allah hadir dan bersabda kepada manusia. Maka, keadilan harus ditegakkan. Namun ketidakadilan sudah tertanam dalam struktur kekuasaan yang mengatur masyarakat. Maka, menghapus ketidakadilan menuntut pula perubahan struktur-struktur yang tidak adil itu. Artinya, struktur-struktur kekuasaan tempat ketidakadilan itu tertanam perlu dibongkar lalu diganti dengan struktur yang lebih mengedepankan upaya mencapai kesejahteraan umum. Maka perjuangan Gereja untuk menghapus ketidakadilan selalu mengandung dimensi politis. Hal ini menjadi penyebab utama dari keterlibatan politis para imam dalam menjalankan karya pelayanan terutama dalam situasi dimana martabat manusia direndahkan dan hak-hak Gereja ditekan.