Memasuki abad 21, Indonesia diguncang oleh serangkaian konflik sosial yang diawali oleh sebuah peristiwa tertentu, namun berdampak pada perusakan rumah ibadat dan simbol-simbol keagamaan milik kelompok minoritas. Terhadap peristiwa semacam ini, setiap orang menarik kesimpulan bahwa sedang terjadi sebuah konflik sosial, di mana agama menjadi sumber utama permasalahannya. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah agama hanya menjadi pemicu terjadinya sebuah konflik sosial. Terjadinya konflik sosial tersebut membuat penulis tertarik untuk mengajukan beberapa pertanyaan mendasar, yaitu; sejauh mana agama mengambil bagian dalam terjadinya konflik-konflik sosial di Indonesia? Benarkah konflik sosial yang berdampak pada perusakan dan pembakaran rumah ibadah bisa dikategorikan sebagai konflik agama? Kiranya dua pertanyaan mendasar inilah yang hendak ditemukan jawabannya melalui tesis ini.