Pendidikan memiliki dua tujuan utama, yakni membimbing manusia untuk menjadi cerdas dan berperilaku baik. Hal ini berarti selain kecerdasan intelektual, manusia juga harus memiliki kecerdasan moral dan spiritual agar ia dapat melakukan tindakan yang baik. Kedua tujuan pendidikan ini sama-sama penting. Namun, pada kenyataan, pendidikan manusia untuk berkarakter baik kurang diperhatikan dalam bidang formal.
Realita menunjukkan bahwa tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan kebaikan, terutama pada generasi muda dewasa ini semakin meningkat. Di Indonesia, pendidikan formal yang sudah ada dianggap gagal dalam membentuk karakter yang baik, sesuai dengan identitas dan cita-cita bangsa. Duni pendidikan sendiri diliputi berbagai persoalan yang belum selesai. Sebab itu, pendidikan karakter, terutama di sekolah-sekolah, menjadi kebutuhan yang harus diupayakan secara lebih komprehensif, utuh dan menyeluruh. Pelaksanaan pendidikan karakter membutuhkan usaha serius yang melibatkan semua pihak di sekolah, rumah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter yang digagas oleh Thomas Lickona dapat dijadikan pedoman dalam membenahi dunia pendidikan karakter secara komprehensif. Lickona membimbing para pendidik karakter untuk memahami secara benar apa itu karakter yang baik. Lalu ia merekomendasikan sejumlah strategi pedagogis yang dapat digunakan oleh para guru. Beberapa bagian dari pendidikan karakter Lickona dapat direlevansikan dengan konteks pendidikan di Indonesia.