Gelora merapi telah meluluh-lantakkan wilayah di lereng sekitarnya. Gelora merapi membuat warganya lari pontang panting menyelamatkan diri. Ternyata merapi tidak bergelora sendirian. Ribuan relawan tersulut geloranya untuk berjuang menolong para korban. Para donatur tak ketinggalan, kepedulian mereka kepada para korban ikut tersulut dan meledak dahsyat. Seminari Tinggi tak bisa tinggal diam. Gerbang asrama dibuka lebar dan kelas-kelas Fakultas Teologi disiapkan buat menampung para pengungsi. Kita semua menjadi saksi betapa dahsyatnya Tuhan mencintai umat-Nya, lebih dahsyat daripada letusan Merapi. Buku ini berisi tentang sharing dari para pengungsi dan para relawan yang masing-masing hadir dengan keunikannya sendiri. Buku ini bertujuan untuk memperingati 75 tahun berdirinya Seminari Tinggi Santo Paulus, Yogyakarta.