Karya ini bukan sekedar kisah seorang bibliofili seperti philobiblon karya Richard de Bury, uskup Durban, yang terbit pada 1473, tetapi terlebih merupakan tuntunan kegirangan bekerja, semangat, dan gairah hidup sang pencerita berkat pesona buku. Memang, bukan tanpa alasan kalau karya ini diberi judul Dari Buku ke Buku Sambung Menyambung Menjadi satu. Bukan lagi buku per buku yang penting melainkan perasaan, kesadaran, dan pengertian buku yang penting, melainkan perasaan, kesadaran, dan pengertian buku yang lebih kuat tentang kehidupan, yang disumbangkan oleh seluruh buku. Tidak kurang daripada 200 buku diceritakan di sini dengan cara yang demikian rupa sehingga tampil seolah-olah pribadi yang hidup: bagaimana buku lahir, berkembang, bergerak dan menggerakkan sang pencerita dalam kegiatannya sehari-hari.