Pada akhir abad kedua belas, Tarekat Sufi utama Maroko, yang memainkan peran menentukan dalam kehidupan sosial dan keagamaan negeri-negeri Muslim, memasuki periode kemunduran. Hal itu ditandai dengan bentuk-bentuk formalisme dalam ibadah, hilangnya motivasi batin ('iradah) dan berkembangnya semangat berkelompok. Sebagai jawabannya, muncullah gerakan-gerakan pembaharuan yang menekankan spiritualitas yang segar dan penuh semangat yang mengizinkan pengikut-pengikutnya untuk mengejar kehidupan batin dalam konteks urusan sehari-hari. Sebagai salah seorang pemimpin gerakan Syadziliyyah, Ibs'Abbad mengajarkan jalan menuju Tuhan yang menggabungkan tradisi-tradisi sufi esoteris masa lampau dengan gerakan-gerakan zaman yang lebih populer.