Record Detail
Advanced SearchText
Pengaruh Media Sosial terhadap Perubahan Interaksi Sosial dan Berteologi Secara Kontekstual Bagi Digital Native Generation
Digital native generation adalah mereka yang sejak lahir sudah terpapar gencarnya perkembangan teknologi seperti: komputer, internet, animasi dan sebagainya yang terkait dengan teknologi. Generasi ini sangat cakap dan tanggap terhadap teknologi paling baru. Mereka melek teknologi dan tidak gaptek atau gagap teknologi. Tidak butuh waktu lama bagi generasi ini untuk mempelajari, mengetahui dan menggunakan teknologi terkini. Komputer, internet, handphone, smartphone, gadget, gawasi, dst, menjadi mainan mereka sehari-hari. Digital native generation sudah sejak lahir terkondisikan dengan lingkungan internet sehingga mereka pun beranggapan bahwa teknologi digital merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Semua peralatan teknologis memenuhi ruang kehidupan mereka dan menjadi banalitas harian, sehingga orang bahkan merasa tidak perlu lagi bertanya tentang apa, bagaimana dan mengapa dirinya menggunakan dan menggantungkan diri pada teknologi.
Perkembangan teknologi digital dan multimedia khususnya internet dan media sosial telah membawa pengaruh yang demikian luas dan mendalam. Perkembangan tersebut tidak hanya sekedar mengubah cara digital native generation berkomunikasi dan memperoleh informasi tetapi menciptakan corak kebudayaan baru, bahkan mengubah cara digital native generation mengada. Teknologi melampaui hakekatnya sebagai instrumen dan menghadirkan diri sebagai quasi subyek, aktor dan sistem nilai yang mempengaruhi dan membentuk pola berpikir, bersikap dan bertindak dengan cara tertentu. Manusia sebagai creator akhirnya tunduk dan patuh pada alat-alat teknis atau teknologi. Manusia menjadi faktum dan pemeran figuran, sedangkan alat-alat teknis dan mesin-mesin menjadi faktor dan sutradara. Tantangan besar dihadapi oleh para petugas pastoral dewasa ini, khususnya para gembala umat. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, terutama internet dan media sosial, mereka diharapkan mampu secara kontekstual mewartakan injil Kerajaan Allah. Para petugas pastoral dipanggil dan diutus untuk mendengarkan, membeda-bedakan, serta menafsirkan pelbagai corak zaman sekarang dan mempertimbangkan dalam terang sabda Ilahi supaya kebenaran yang diwahyukan dapat ditangkap selalu makin mendalam, dipahami semakin baik dan disajikan dengan cara yang makin sesuai. Para petugas pastoral dapat memanfaatkan teknologi dalam hal ini media sosial dan internet sebagai media pewartaan. Media sosial bahkan harus menjadi dunia baru yang harus dimasuki oleh Gereja. Ini bukan berarti bahwa Gereja melupakan dan menggantikan pastoral perjumpaan. Gereja perlu merangkul mereka yang mengalami keterasingan dan yang tenggelam dalam rasa cinta diri akibat penggunaan media sosial. Pastoral kunjungan adalah cara yang bisa dilakukan untuk merangkul mereka. Dengan demikian Gereja dapat menjawabi kebutuhan digital native generation dan teologi yang kontekstual dapat terlaksana.
Availability
17.01003 | 302.2 Kow p | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
302.2 Kow p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2019 |
Collation |
xi + 183hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
302.2
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available