Rasul Paulus mulai mengabarkan Injil pada suatu waktu di mana telah tumbuh tradisi-tradisi tertentu dalam golongan jemaat-jemaat Kristen. Namun, Paulus tidak menyesuaikan diri dengan semua tradisi itu dan akibatnya adalah ia menggelisahkan gereja. Kesulitan yang nyata dimulai oleh penganut-penganut Yakobus, yang dikenal sebagai orang Yudais, yakni mereka yang menganggap bahwa hukum Taurat masih berlaku bagi orang Kristen. Mereka ingin meyahudikan segala jemaat, termasuk jemaat yang didirikan oleh Paulus. Paulus pun menentang usaha mereka dengan sekuat tenaga melalui suratnya ini. Dalam surat Paulus ini kita menemukan suatu keyakinan prinsipiel yang jelas beserta dengan konsekuensi-konsekuensin praktis yang jangkauan-jangkauan jauh. Teori dan praktik di sini pembenaran satu kesatuan yang tak terpisahkan. Tema surat ini pembenaran melalui kepercayaan (iman) kepada Yesus Kristus adalah sesuatu yang sentral dan diperdebatkan orang sepanjang seluruh sejarah Kekristenan. Namun, kita harus ingat bahwa siapa yang pada waktu itu terlalu gampang membeo kepada Paulus, justru akan kehilangan pokok sentral ini, di mana kepercayaan dan tindakan kepercayaan adalah sejalan.